Waktu indonesia

Atasi Keraguan Jelang Pernikahan

Pernikahan memang sesuatu yang indah. Tapi, akan menjadi resah jika anda mengawalinya dengan keraguan. Temukan apa saja penyebab keraguan menjelang hari bahagia dan bagaimana cara mengatasinya..

Setelah lama menjalin hubungan dengan Anda, dekat dengan keluarga dan teman-teman Anda, tiba-tiba si Dia berkata “maukah kau menikah dengaku?” Selamat! Anda akan segera menjalin hubungan yang jauh lebih serius dengan pasangan Anda. Namun, Anda yang awalnya bersemangat mempersiapkan pernikahan, belakangan malah maju-mundur. Semakin dekat dengan hari-H pernikahan, perasaan Anda semakin tidak karuan.

Keraguan yang mendadak muncul menjelang detik-detik pernikahan kerap dialami hampir setiap orang. Ada perasaan was-was kehidupan baru tidak sesuai harapan. Bagaimana kalau ternyata lelaki yang Anda pilih tidak sebaik bayangan Anda atau dengan kata lain: Is he Mr. Right? Jadi, sebelum memutuskan bilang,“Ya, kita menikah,” sebaiknya Anda menimbang-nimbang lagi dengan matang, apakah keputusan Anda sudah tepat atau belum.

Sebenarnya ada beberapa penyebab penyebab keraguan menjelang pernikahan, di antaranya:

  1. Tidak yakin si dia adalah the right man

Ada banyak pertanyaan muncul menjelang pernikahan. Misalnya, si dia setia nggak ya? Kita betah menghabiskan waktu seumur hidup nggak ya? Apalagi ketika melihat banyak pasangan memutuskan untuk bercerai. Padahal Anda menginginkan pernikahan sekali seumur hidup. Belum lagi bila Anda masih penasaran, siapa tahu ada pria lebih baik di luar sana.

Solusi: Pikirkan kembali matang-matang sebelum Anda berubah pikiran atau membatalkan pernikahan. Bila Anda masih belum yakin, tulislah kriteria suami ideal versi Anda. Lalu cocokkan dengan pasangan, kalau sudah memenuhi 50 persen berarti dia cukup ideal mendampingi Anda (nobody’s perfect, right!)

  1. Makin sering bertengkar

Anda sudah mantap bahwa si dia akan menjadi suami yang baik. Tapi menjelang hari H, Anda justru semakin sering berselisih paham dengannya. Akibatnya keraguan itu muncul lagi, jangan-jangan si dia memang bukan jodoh kita.

Well, persiapan pesta yang ribet pasti akan membuat semua orang tegang. Masing-masing akan menjadi egois dan saling menyalahkan. Bukan hanya perang mulut tapi keinginan untuk membatalkan pernikahan pun muncul.

Solusi: Ambilah waktu untuk menenangkan diri sebentar sambil mengingat apa yang membuat Anda ingin menikah dengannya. Kalau memang sifat buruknya baru muncul menjelang pernikahan, Anda harus mentolerir hal itu disebabkan karena ketegangan menjelang pernikahan. Lain halnya kalau sikap si dia memang sudah keterlaluan, seperti memukul, menyakiti atau mengubah prinsip yang sudah disepakati. Pasalnya hal seperti itu tidak akan berubah sekalipun atas nama cinta atau pernikahan. Jadi lebih baik mundur dari sekarang.

  1. Tidak siap menyandang status baru

Seringkali keraguan muncul bukan karena pasangan, tapi karena diri sendiri. Anda khawatir menyikapi tanggung jawab baru sebagai istri dan tidak siap kehilangan kebebasan. Nggak ada lagi bisa menghabiskan gaji untuk kepentingan sendiri, setelah menikah harus dialokasikan untuk biaya rumah tangga.

Solusi: Bila dilihat dari satu sisi, menikah memang membuat Anda kehilangan banyak kesenangan. Tapi coba deh lihat dari sudut pandang berbeda. Anda tidak lagi sendirian, kalau ada masalah kini Anda punya teman untuk menyelesaikannya.

Berikut ini tips mengatasi Keraguan tersebut, sebagai berikut:

  1. Mengenali Karakter.

Anda dan dia bisa diibaratkan seperti buku yang terbuka. Anda mengenal betul bagaimana reaksinya bisa sedang mengalami situasi tertentu, entah itu saat ia sedang marah, bahagia, sedih, kesal dan kecewa. Hubungan yang terjalin sekian lama sepertinya cukup memperkaya pengetahuan Anda dan dia tentang karakter masing-masing. Hal ini penting dipertimbangkan, karena dia idealnya akan menjadi teman Anda sampai sisa hidup Anda.

  1. Kematangan Berpikir.

Sejak lama Anda mengetahui sosok dia sebagai lelaki yang mampu menjadi nahkoda yang baik dan bertanggung jawab. Ia orang yang bisa diandalkan untuk pemecahan setiap masalah. Terutama sekali, si dia mampu melihat persoalan jauh ke depan dan bisa menjadi teman diskusi yang asyik. Selalu ada hal baru ketika Anda terlibat pembicaraan dengannya. Jika ia mempunyai kualitas seperti ini, untuk apa lagi Anda ragu menikah dengannya.

  1. Kecocokan Emosi.

Anda merasa kebutuhan emosi Anda terpenuhi oleh kehadiran dirinya. Satu contoh kecil, dia bisa memenuhi kebutuhan emosi Anda yang ingin dimanja, diayomi dan diemong. Ia orang yang dengan segenap daya dan upaya mendukung Anda ketika Anda benar-benar membutuhkannya. Kebutuhan emosi Anda dan si dia bagaikan kepingan puzzle yang saling melengkapi.

  1. Kemapanan Ekonomi.

Di awal hubungan, cinta memang memegang peranan, tapi ketika memasuki kehidupan pernikahan, urusan cinta bisa jadi nomor sekian. Beban hidup berumah tangga semakin mahal, banyak hal perlu dibiayai, dari kebutuhan hidup sehari-hari, sampai pendidikan anak. Kalau Anda melihat secara ekonomi si dia tidak bermasalah, kenapa harus berpikir 2 kali untuk menikah dengannya? Ya, meski si dia sekarang ini belum menunjukkan kemapanannya, setidaknya ia berbakat dan berpotensi ke arah itu.

  1. Menyukai Keluarganya.

Bagi masyarakat kita, pernikahan berarti penyatuan 2 keluarga. Anda tidak hanya menikah dengan dirinya, tapi juga keluarga besarnya. Bagaimana hubungan Anda dengan keluarganya? Mereka menerima Anda dengna tangan terbuka, kan? Lantas, apalagi yang dipersoalkan? Menikah dengan orang yang keluarganya Anda kenal dengan baik, lebih menentramkan daripada menikah dengan orang yang keluarganya tidak menyukai Anda.

Semoga di pernikahan Anda, sudah tidak ada lagi rasa keraguan. Hingga hubungan tersebut berjalan sekali seumur hidup

Blogger Template by Blogcrowds